Misteri Hotel Borobudur: Anggota Densus 88 Ditangkap Usai Buntuti Pengusaha
Jakarta — Peristiwa tak biasa terjadi di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, pada Jumat, 25 Juli 2025. Seorang anggota Densus 88 Antiteror Polri, berinisial FF, dilaporkan ditangkap oleh personel yang diduga berasal dari Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI setelah membuntuti seorang pengusaha berinisial FYH.
Informasi ini mencuat setelah Indonesia Police Watch (IPW) mengungkap dugaan adanya tindakan penangkapan disertai penyekapan dan penganiayaan terhadap FF. Menurut IPW, penangkapan tersebut diduga dilakukan atas perintah FYH, seorang pengusaha yang namanya belakangan dikaitkan dengan sejumlah kasus hukum.
“FF sedang menjalankan tugas pembuntutan terhadap FYH di Hotel Borobudur. Namun, yang bersangkutan justru dibekuk oleh oknum BAIS dan dibawa ke suatu lokasi. Ada indikasi penyekapan dan kekerasan fisik,” ujar Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso.
Kronologi Singkat
Menurut keterangan yang beredar, FF tiba di Hotel Borobudur untuk memantau pergerakan FYH. Namun, aktivitas tersebut terendus oleh pengawal FYH. Tak lama kemudian, beberapa orang berpakaian sipil yang disebut bagian dari unsur BAIS TNI menghampiri FF dan membawanya keluar area hotel.
IPW menyebut, setelah insiden itu, FF dibawa ke sebuah lokasi di luar hotel dan mengalami perlakuan tidak semestinya. Pihak keluarga dan kolega FF baru mengetahui keberadaannya setelah beberapa jam kemudian.
Langkah Hukum
Kasus ini kini tengah ditangani oleh Polda Metro Jaya. Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) telah diterbitkan untuk dugaan tindak pidana penculikan sebagaimana dilaporkan oleh pihak FF. Pengusaha FYH dilaporkan sebagai terlapor utama, sementara dugaan keterlibatan oknum aparat TNI menjadi sorotan publik.
“Kami menghormati proses hukum yang sedang berjalan. Semua pihak harus menjunjung asas praduga tak bersalah,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam.
Respons TNI
Hingga berita ini diturunkan, pihak TNI belum memberikan keterangan resmi terkait dugaan keterlibatan personelnya. Namun, sumber internal menyebut bahwa insiden tersebut sedang dalam tahap klarifikasi internal demi memastikan fakta yang sebenarnya.
Dampak pada Hubungan Antar Lembaga
Peristiwa ini memunculkan pertanyaan publik soal koordinasi dan sinergi antara aparat penegak hukum, khususnya Polri dan TNI, dalam menjalankan tugas intelijen. Pengamat keamanan menilai bahwa kasus ini bisa menjadi ujian bagi kedua institusi untuk menegakkan aturan dan menjaga soliditas.
“Insiden ini harus diusut secara transparan. Apabila terbukti ada pelanggaran prosedur, sanksi tegas perlu diberikan,” ujar pengamat militer dan intelijen, Connie Rahakundini Bakrie.
Kesimpulan
Kasus ini diperkirakan akan terus menjadi sorotan publik mengingat melibatkan unsur aparat negara dan figur pengusaha yang tengah disorot. Penegakan hukum yang transparan diharapkan dapat menjaga kepercayaan masyarakat sekaligus memperkuat sinergi antar lembaga keamanan nasional.